Beranda | Artikel
Silsilah Fiqih Doa dan Dzikir No 147: PEDULI DALAM BERDOA
Kamis, 13 Oktober 2022

Silsilah Fiqih Doa dan Dzikir No: 147
PEDULI DALAM BERDOA

Seorang muslim tertuntut untuk memiliki kepedulian. Baik terhadap diri sendiri maupun kepada orang lain. Kepedulian tersebut antara lain diwujudkan dalam bentuk doa. Nah, doa itu berdasarkan siapa yang didoakan bisa diklasifikasikan menjadi empat macam:

Pertama: Doa untuk diri sendiri

Contohnya:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاهْدِنِي وَعَافِنِي وَارْزُقْنِي

“Ya Allah ampunilah aku. Rahmatilah aku. Limpahkanlah hidayah kepadaku. Sehatkan aku. Karuniakanlah rizki kepadaku”. HR. Muslim.

Kedua: Doa untuk orang lain

Seperti doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu,

اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ وَبَارِكْ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتَهُ

“Ya Allah perbanyaklah harta dan anaknya. Serta berkahilah karunia yang Engkau berikan padanya”. HR. Bukhari dan Musllim.

Juga arahan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berikut,

مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ فَقَالَ لِفَاعِلِهِ : جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا فَقَدْ أَبْلَغَ فِي الثَّنَاءِ

“Barang siapa yang dibaiki, lalu ia berkata kepada yang berbuat baik, “Jazakallahu khairan (Semoga Allah membalasmu dengan yang lebih baik)”, sungguh dia telah maksimal dalam menghargainya”. HR. Tirmidziy dan dinilai sahih oleh Ibn Hibban serta al-Albaniy.

Ketiga: Doa untuk diri sendiri dan orang lain

Dalam doa jenis ini, seyogyanya obyek yang didahulukan adalah diri sendiri. Sebagaimana yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu menuturkan,

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا ذَكَرَ أَحَدًا فَدَعَا لَهُ بَدَأَ بِنَفْسِهِ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bila menyebut seseorang lalu mendoakannya, maka beliau akan mengawali dengan mendoakan dirinya sendiri dulu”. HR. Tirmidziy dan beliau menyatakan hadits ini hasan gharib sahih.

Banyak sekali contoh doa jenis ini dalam al-Qur’an. Di antaranya:

رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ

Artinya: “Wahai Rabb kami, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, serta semua orang yang beriman pada hari diadakannya perhitungan (hari kiamat)”. QS. Ibrahim (14): 41.

Keempat: Doa untuk Bersama

Maksudnya mendoakan diri sendiri dan orang lain menggunakan redaksi jamak. Seperti yang ada dalam surat al-Fatihah

“اهدِنَا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ”

Artinya: “Tunjukilah kami jalan yang lurus”. QS Al-Fatihah (1): 6.

 

@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 15 Jumadal Ula 1440 / 21 Januari 2019


Artikel asli: https://tunasilmu.com/silsilah-fiqih-doa-dan-dzikir-no-147-peduli-dalam-berdoa/